Danau Dendam Tak Sudah, Namanya yang Unik Cermin dari Keindhannya

31 Januari 2015 14:31 | Berita Utama | Dikirim oleh: Administrator

Wisats ke Bengkulu jangan lupa untuk menyempatkan diri melihat keindahan danau yang dimili oleh kota yang sempat menjadi tempat pengasingan Bung Karno tersebut. Danau tersebut memiliki nama yang cukup unik yakni Danau Dendam Tak Sudah. Sesuai dengan nama yang unik danau ini pun memiliki keindahan tersendri.

 

Danau yang letaknya tidak jauh daru pusat kota hanya sekitar 6 km atau lebih tepatnya di kota Curup, Bengkulu Utara tersebut dikelilingi oleh berbukitan Hijau dan masih termasuk kedalam kawasan cagar alam yang kaya akan potensi ekologis serta keseimbangan ekosistem.

 

Baik danau maupun daerah sekitar kawasan danau ini merupakan rumahnya hewan-hewan dan tumbuhan. Dalamnya danau ini menjadi tempat hidupnya jenis-jenis ikan langka yang masih keluarga jenis ikan Anabantidae, Bagridae, dan Cyprinidae. Kawasan danau ini juga menjadi surganya tumbuhan endemik langka seperti anggrek pensil (Vanda hookeriana) anggrek Nipah, Matahari, plawi, bakung, pulai, terentang, gelam, brosong, sikeduduk, ambacang rawa, dan pakis. Ke danau ini anda bakalan melihat surganya buga-buga yang cantik.

 

Selain itu biasanya di sekitar cagar alam ini kerap bermunculan lutung dan kera ekor panjang yang bergelantungan di pohon-pohon sekitar danau yang bakalan menjadi tontonan lain untuk anda. Selain itu kawasan sekitar danau ini juga di huni oleh beberapa jenis hewan lainnya seperti Babi Hutan, burung Kutilang, Siamang dan masih banyak lainnya.

 

Mengenai nama Danau yang cukup unik setidaknya terdapat dua kisah di percaya menjadi latar belakang pemberian nama Dendam Tak Sudah, pertama merupak kisah sebuah legenda yang konen diceritakan ada sepasang kekasih yang bunuh diri dengan melompat kedanau tersebut lantaran kisah cinta mereka tidak dapat bersatu karena tidak direstui oleh orang tuanya, kemudian sepasang kekasis tersebut dipercaya menjelma menjadi Lintah raksasa penhuni dana tersabut.

 

Kisah kedua berlatar sejarah dimana Indonesia yang kala itu di duduki oleh Belanda memutuskan membangun dam di danau ini dengan tujuan agar air danau tidak mudah meluap demi memperlancar pembanguna jalan disekitar danau. Akan tetapi pembangunan dam tersebut tidak kunjung usai sehingga oleh mereka disebut dengan “Dam Tak Sudah” akan tetapi kemudian penyebutan nama danau ini berubah menjadi “”Danau Dendam Tak Sudah