Londa: Kawasan Wisata Pekuburan Tanah Toraja

12 Februari 2015 18:55 | Berita Utama | Dikirim oleh: Administrator

Di dunia ini setiap suku bangsa memiliki kepercayaan dan adat yang berbeda-bedalam dalam menguburkan kerabat atau yang masih termasuk dalam bagian dari mereka yang telah meninggal. Begitu pula dengan tanah Toraja (Khusu kaum bangsawannya) yang sudah dikenal memiliki cara terunik di dunia dalam menguburkan bagian dari keluarga mereka.
 

Saat akan menguburkan bagian dari kerabat mereka, para kaum bangsawan Tanah Toraja akang melakukan serangkaian acara upacara adat yang dikenal dengan upacara Rambu Solo, upacara pemakaman adat ini dikenal sebagai upacara mahal.
 

Saat mengunjungi tanah Toraja, Makassar, Sulawesi Selatan, anda akan sangat mudah untuk menemui makan gua pada tebing-tebing yang tinggi. Yang paling populer ialah Londa. Gua ini menjadi yang terpopuler sebagai tujuan wisata di Tanah Toraja, lokainya berada Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi. Kurang lebih sekitar 7 kilometer dari selatan kota Rantepao, salah satu kawasan wisata dan pust akomodisi wisatawan.
 

Saat akan mengunjungi kawasan ini, dari kejauhan anda akan melihat sebuah tebing curam yang ditutupi oleh rerimbunan pohon-pohon Hijau yang ada disekitarnya. Dari kejauhan anda dapat melihat cela-cela dingding tebing yang diselipkan peti jenazah berwarna cerah.
 

Lalu setibanya di dekat gua alam yang tersembunyi di kaki tebing tinggi nan rimbun ini anda bakalan mulai merasakan adanya nuansa mistis. Suasana mistis ini semakin terasa saat dibarengi dangan hawa dingin pegunungan. Di setiap dingding tebing yang ada disekitar gua terdapat deretan patung kayu atau yang oleh masyarakat setempat dengan sebutan (tau-tau), tau-tau ini sendiri adalah sebuah kayu yang dijadikan sebagai gambaran dari jenazah yang di kubur disana, oleh karena itu kayu inipun kemudian dipahan sedemikian urapa agar terlihat dengan mayat yang dikubur.


Di sekitar tau-tau ini ada banyak peti mati oleh masyarakat setepat di sebut dengan (erong), peletakannya pun disanggah sedemikian rupa agar peti mati tersebut aman berada diatas tebing. Makam ini kemudian populer dengan sebutan makam gantung yang populer dikalangan wisatawan. Setiap petimati yang disanggah ini pun memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Semangkin tinggi posisi peletakannya maka makam ini memiliki arti bahwa kedudukan orang yang dikubur tersebut memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
 

Bukan tanpa alasan mengapa letak petimati yang ada di makan ini dibuat ada pada posisi yang tinggi. Salah satu alasannya adalah dalam petimati tersebut ada harta karun yang di ikutkan pada jenazah. Masyarakat Toraja percaya bahwa harta yang dimilikinya bisa dibawa kekehidupan setelah kematian.